![]() |
jelly candy yang menggunakan exberry sebagai pewarna |
Tepat pada tanggal 15 Oktober 2014 lalu Expo Bahan Pangan
terbesar se-Asia atau lebih dikenal dengan Food
Indgridient Asia (FiA) diadakan di Indonesia. Berlangsung selama tiga hari
expo ini berlokasi di Jakarta
International Expo (JIExpo) Kemayoran, sekitar 400 pengisi expo berasal
dari berbagai negara seperti China, Thailand, Belanda, USA dan banyak lagi.
Berbagai macam bahan tambahan pangan (BTP) ditampilkan di expo tersebut,
seperti pemanis, pengawet, emulsifier, pengasam dan lain sebagainya. Salah satu
yang menarik untuk dibahas adalah pewarna.
Menurut BPOM (2013) yang disebut pewarna adalah bahan
tambahan pangan berupa pewarna alami dan pewarna sintetis, yang ketika
ditambahkan atau diaplikasikan pada pangan mampu memberi atau memperbaiki
warna. Berdasarkan sumbernya, pewarna dapat diklasifikasikan sebagai pewarna
alami, identik alami dan sintetis. Pewarna sintetis diperoleh dari sintesis
bahan kimia. Perbedaan pewarna alami dan pewarna identik alami adalah jika
pewarna alami dibuat dari sumber alami seperti tumbuhan, hewan, mineral dan
bahan alami lainnya. Sedangkan pewarna identik alami dibuat melalui sintesis
secara kimia tetapi memiliki sifat kimia yang identik dengan pewarna alami
(Wijaya dan Noryawati 2009).
Dewasa ini masyarakat lebih memilih menggunakan
bahan-bahan alami karena faktor kesehatan. Begitu pula dengan BTP, masyarakat
akan cenderung memilih BTP alami dibandingkan dengan BTP sintetis seperti
pewarna alami. Pewarna alami disamping memberikan warna pada makanan dapat
memiliki fungsi lain seperti perisa, antioksidan, antimikroba dan lain-lain.
Namun pada umumnya pewarna alami rentan terhadap pH, sinar matahari dan suhu
tinggi. Salah satu produk pewarna alami yang terdapat di FiA adalah Exberry. Exberry
merupakan salah satu produk pewarna alami yang dikembangkan oleh perusahaan
asal Jerman GNT. Dengan teknologi yang dikembangkan oleh GNT pewarna alami yang dihasilkan dapat lebih
stabil terhadap pH dan panas. Pewarna alami ini juga dapat diaplikasikan ke
bergabai macam produk pangan seperti produk-produk convectionary, baverage, ice
cream, bakery dan sebagainya. Namun
walaupun berasal dari bahan alami tetap saja penggunaan BTP pewarna harus
mematuhi aturan yang ditetapkan demi menjaga kemanan prodak pangan tersebut. Di
Indonesia regulasi mengenai penggunaan BTP pewarna dapat dilihat di Peraturan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan nomor 37 tahun 2013.
Reference
Wijaya C. Hanny & Noryawati Mulyono. 2009. Bahan Tambahan Pangan Pewarna. Bogor : IPB Press
[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2013. Perka BPOM nomor 37 tahun 2013 tentang Bahan Tambahan Pangan Pewarna.
Maulid Doni Rahman
Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut
Pertanian Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar