Senin, 12 Maret 2018

Jalan Tempe Part 1

Hai semua, udah usang banget ini blog ngga ada tulisan baru dalam dua tahun terakhir, hehehe.

Mau sedikit cerita tentang "Jalan Tempe" ya dari akhir 2017 kemarin gue terlibat jadi pekerja lepas dalam tim pengajuan tempe menjadi warisan budaya takbenda dunia dari Indonesia, tugas gue adalah membantu pengambilan gambar untuk video dan juga editingnya. Ya ya ya, pasti udah pada tau kalo gue adalah orang yang amatir dalam bidang ini, but i did all the best i can do :) oke skip.

Bersama tim dari Pergizi dan Forum Tempe saat penetapan warisan budaya takbenda Indonesia
Perjalanan pertama pada tahun 2017 kemarin menghasilkan video yang digunakan dinas kebudayaan Jawa Tengah untuk mengajukan tempe sebagai warisan budaya takbenda Indonesia dari provinsi Jawa Tengah, dan Alhamdulillah tempe terpilih dan udah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia sekitar bulan Oktober 2017 kemarin. Goals dari tim tempe (sebut saja begitu) ini menjadikan tempe sebagai warisan budaya dunia loh guys, jadi ngga berhenti disini, dari ratusan warisan budaya takbenda yang ditetapkan oleh Kemendikbud dipilih 10 warisan budaya takbenda untuk diseleksi lagi menjadi satu warisan budaya tak benda yang akan diajukan ke UNESCO sebagai warisan budaya takbenda dunia dari Indonesia dan tempe termasuk ke dalam 10 warisan budaya takbenda tersebut. Keren kan?

Nah dalam rangka bersaing dengan kompetitor lainnya dibutuhkan berbagai penyempurnaan dalam proses pengajuannya, mulai dari berbagai dokumen bukti-bukti otentik bahwa tempe benar-benar berasal dari indonesia harus dilengkapi, diskusi-diskusi bersama para ahli dan juga stakeholder dalam bidang budaya juga dibutuhkan, termasuk salah satunya video tentang tempe. Nah bulan Februari lalu dalam waktu yang super singkat dan padat gue, ka Irul dan ka Teguh berangkat ke tiga provinsi yang berbeda buat ngumpulin secercah dukungan dan bukti-bukti lain agar tempe semakin kuat kedudukannya, hehehe.  
Bersama kepala dinas kabupaten Banyumas
Hari pertama perjalanan dimulai dari provinsi Jawa Tengah, kita bertiga pergi ke dinas pemuda, olahraga, kebudayaan dan pariwisata kabupaten Banyumas. Disini kita minta izin dan minta didampingi dalam mengumpulkan data-data mengenai tempe. Selama perjalanan di Banyumas kita ditemani oleh pak Mispan, kita diajak pak Mispan ke beberapa desa sentra pengrajin tempe. Tempe produksi Banyumas ini ada yang digunakan untuk kebutuhan rumahan ataupun untuk produksi makanan khas Banyumas sendiri yaitu mendoan. Di Banyumas masih bisa kita temui pengrajin tempe yang tradisional banget mulai dari mecah kedelai pakai kaki sampe yang udah pakai mesin. Uniknya lagi kalau untuk yang produksi mendoan, tempenya emang didesain udah tipis dari awalnya, jadi ga perlu repot motong-motong lagi, bisa langsung dibumbui dan digoreng aja guys.

Tau kah kalian bahwa dulu awal pembuatan tempe yang digunakan adalah kedelai hitam? Nah lo, kebayang ga tuh gimana tempe kalau pakai kedelai hitam? Gue juga awalnya ngga kebayang guys, tapi pak Mispan ngasih info kalau di Banyumas masih ada loh pengrajin tempe dari kedelai hita, lalu kita diajak mampir ke beberapa rumah pengrajinnya, dan tadaaa.... Beneran aja ada loh tempe dari kedelai hitam guys, dan menurut gue rasanya lebih gurih dan lebih empuk aja kacangnya, hahaha. Awalnya kayak aneh gitu mau makannya karena tampilannya mirip tempe yang udah over fermented tapi ternyataa.... rasanya... beuuuh... mantab! 
tempe dele ireng, gurih gurih nyoi~
Menurut penuturan pengrajinnya tempe kedelai hitam ini emang dibuatnya ngga banyak, cuma untuk memenuhi permintaan konsumen di kampung sekitar saja, jika produksinya lebih baru akan dibawa ke pasar. Oke fix ini makanan langka! Yaiyalah pengrajinnya udah tinggal beberapa dan tiap kali produksi cuma sekitar 5-10 Kg, harganya? Cuma Rp 200 - 500,-/bungkus, masih murah ya, hehehe. 
Akhir perjalanan pertama kita di hari pertama ini ditutup dengan makan mendoan dari tempe kedelai hitam yang super duper lezat. Kita lanjut cerita di hari kedua dan ketiga kita di provinsi selanjutnya, dimanakah itu? Postingan part 2nya bisa kamu baca di sini yaa ;) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar